3. Harga Diri
a. Pengertian Harga Diri
Harga diri merupakan evaluasi
individu terhadap dirinya sendiri baik secara positif atau negatif (Santrock, 1998).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Baron dan Byrne (2000) bahwa harga diri
merupakan penilaian yang dibuat oleh setiap individu yang mengarah pada dimensi
negatif dan positif.
Sementara menurut Frey dan Carlock
(1987), harga diri adalah istilah penilaian yang mengacu pada penilaian
positif, negatif, netral, dan ambigu yang merupakan bagian dari konsep diri,
tetapi bukan berarti cinta diri sendiri. Individu dengan harga diri yang tinggi
menghormati dirinya sendiri, mempertimbangkan dirinya berharga, dan melihat
dirinya sama dengan orang lain. Sedangkan harga diri rendah pada umumnya
merasakan penolakan, ketidakpuasan diri, dan meremehkan diri sendiri. Sedangkan
Coppersmith (1967), mengatakan harga diri adalah penilaian yang dibuat oleh
individu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinya, yang diekspresikan
melalui suatu bentuk sikap setuju atau tidak setuju, sehingga terlihat sejauh
mana individu menyukai dirinya sebagai individu yang mampu, penting, sukses,
dan berharga.
Berdasarkan definisi-definisi dari
beberapa tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian
tinggi atau rendah, positif atau negatif, yang dibuat individu tentang hal-hal
yang berkaitan dengan dirinya yang menunjukkan sejauh mana individu menyukai
dirinya sebagai individu yang mampu, penting, dan berharga.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri
Menurut Kozier dan Erb (1987) ada
empat elemen pengalaman yang berhubungan dengan perkembangan harga diri, yaitu:
1)
Orang-orang yang berarti penting
Seseorang yang berarti adalah seorang
individu atau kelompok yang memiliki peran penting dalam perkembangan harga
diri selama tahap kehidupan tertentu. Yang termasuk orang berarti adalah orang tua, saudara kandung, teman
sebaya, guru dan sebagainya. Pada berbagai tahap perkembangan terdapat satu
atau beberapa orang yang berarti. Melalui interaksi sosial dengan orang yang
berarti dan umpan balik tentang bagaimana perasaan dan label orang yang berarti
tersebut, individu akan mengembangkan sikap dan pandangannya mengenai dirinya.
2)
Harapan akan peran sosial
Pada berbagai tahap perkembangan, individu
sangat dipengaruhi oleh harapan masyarakat umum yang berkenaan dengan peran
spesifiknya. Masyarakat yang lebih luas dan kelompok masyarakat yang lebih
kecil memilik peran yang berbeda dan hal ini tampak dalam derajat yang berbeda
mengenai keharusan dalam memenuhi peran sosial. Harapan-harapan peran social
berbeda menurut usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, etnik dan
identifikasi karir.
3)
Krisis setiap perkembangan psikososial
Disepanjang kehidupan, setiap individu
menghadapi tugas-tugas perkembangan tertentu. Individu juga akan memiliki
krisis disetiap tahap perkembangannya. Hal ini dikemukakan oleh Erikson dimana
jika ada individu tersebut gagal menyelesaikan krisis tersebut dapat
menyebabkan masalah dalam diri, konsep diri, dan harga dirinya.
4)
Gaya penanggulangan masalah
Strategi yang dipilih individu untuk
menanggulangi situasi yang mengakibatkan stres merupakan hal yang penting dalam
menentukan keberhasilan individu untuk beradaptasi pada situasi tersebut dan
menentukan apakah harga diri dipertahankan, meningkat atau menurun.
Berdasarkan uraian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa penyebab orang tersebut kehilangan harga dirinya atau
mempunyai harga diri yang rendah dikarenakan orang-orang yang berarti atau
penting bagi dia sudah tidak menghiraukan dia lagi dan membuat dia tidak bisa
bersosialisasi dengan baik di masyarakat.
c. Aspek-aspek Dalam Harga Diri
Coppersmith (1998) membagi harga
diri kedalam empat aspek, yaitu:
1)
Kekuasaan (power)
Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol
tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa
hormat yang diterima individu dari orang lain.
2)
Keberartian (significance)
Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi
yang diterima individu dari orang lain.
3)
Kebajikan (virtue)
Ketaatan mengikuti standar moral dan etika,
ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan.
4)
Kemampuan (competence)
Sukses memenuhi tuntutan prestasi.
d. Karakteristik Harga Diri
Frey dan Carlock (1987)
mengungkapkan ciri-ciri individu dengan harga diri tinggi, yaitu:
1) Menghargai
dirinya sendiri
2) Menganggap
dirinya berharga
3) Melihat
dirinya sama dengan orang lain
4) Tidak
berpura-pura menjadi sempurna
5) Mengenali
keterbatasannya
6) Berharap
untuk tumbuh dan berkembang lebih baik lagi
Sedangkan ciri-ciri individu dengan harga
diri rendah, yaitu:
1) Secara umum
mengalami perasaan ditolak
2) Memiliki
perasaan tidak puas terhadap diri sendiri
3) Memiliki
perasan hina atau jijik terhadap diri sendiri
4) Memiliki
perasaan remeh terhadap diri sendiri
Coopersmith (1967) mengemukakan
ciri-ciri individu berdasarkan tingkat harga dirinya, yaitu:
1) Harga diri
tinggi
a)
Menganggap diri sendiri sebagai orang yang berharga dan sama baiknya dengan
orang lain yang sebaya dengan dirinya dan menghargai orang lain.
b)
Dapat mengontrol tindakannya terhadap dunia luar dirinya dan dapat menerima
kritik dengan baik.
c)
Menyukai tugas baru dan menentang serta tidak cepat bingung bila sesuatu
berjalan diluar rencana.
d)
Berhasil atau berprestasi di bidang akademik, aktif dan dapat mengekspresikan
dirinya dengan baik.
e)
Tidak menganggap dirinya sempurna, tetapi tahu keterbatasan diri dan
mengharapkan adanya pertumbuhan dalam dirinya.
f)
Memiliki nilai-nilai dan siap yang demokratis serta orientasi yang realistis.
g)
Lebih bahagia dan efektif menghadapi tuntutan dari lingkungan.
1) Harga diri rendah
a)
Menganggap dirinya sebagai orang yang tidak berharga dan tidak sesuai, sehingga
takut gagal untuk melakukan hubungan sosial. Hal ini sering kali menyebabkan
individu yang memiliki harga diri yang rendah, menolak dirinya sendiri dan
tidak puas akan dirinya.
b)
Sulit mengontrol tindakan dan perilakunya terhadap dunia luar dirinya dan
kurang dapat menerima saran dan kritikan dari orang lain.
c)
Tidak menyukai segala hal atau tugas yang baru, sehingga akan sulit baginya
untuk menyelesaikan diri dengan segala sesuatu yang belum jelas baginya.
d)
Tidak yakin akan pendapat dan kemampuan diri sendiri sehingga kurang berhasil
dalam hal akademis dan kurang dapat mengekspresikan dirinya sendiri dengan
baik.
e)
Menganggap dirinya kurang sempurna dan segala sesuatu yang dikerjakannya akan
akan selalu mendapat hasil yang buruk, walaupun dia telah berusaha keras, serta
kurang dapat menerima segala perubahan dalam dirinya.
f)
Kurang memiliki nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yang kurang
realistis.
g)
Selalu merasa khawatir dan ragu-ragu dalam menghadapi tuntutan dari lingkungan.
Berdasarkan uraian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki harga diri yang tinggi maka dia
akan menjaga harkat dan martabatnya, sebaliknya jika orang tersebut mempunyai
harga diri yang rendah maka orang tersebut sudah tidak ada tujuan hidup karena
dia sudah menganggap dirinya tidak penting atau tidak berharga dimata
masyarakat.
No comments:
Post a Comment
saling membangun menuju arah yang lebih baikl